Langsung ke konten utama

Intelektual dan Kekuasaan

 
OPINI

         Munculnya bahasa kulturalisme, multikulturalisme, bahkan postkulturalisme yang baru tidak bisa dianggap hanya sebatas hiburan semata atas perkembangan dunia ini. Karena gambarannya tentang budaya dan perbedaan yang telah kita hadapi dimobilisasi dalam jumlah besar oleh kelompok-kelompok tertentu, yaitu para intelektual. Hal seperti ini sehingga membuat para intelektual secara khusus untuk memproduksi dan mengkonsumsi gambaran dunia multicultural yang baru diperiode ini.
           Kenapa saya beropini seperti ini?, karena bahwasanya periode dibawah berbagai pertimbangan menandai sebuah masa pertumbuhan absolut dan relative yang mengesankan dalam kelompok social yang darinya para intelektual digambarkan sebagai, kelas menengah yang terdidik, sebuah kelompok yang maju, kelas terkemuka di seluruh dunia. Di daerah jajahan seperti Indonesia perkembangan ini merupakan hasil dari gabungan berbagai faktor, yang paling banyak terutama sebuah perubahan dalam bentuk dan fungsi Negara kolonial.
         Semua ini adalah untuk menyatakan bahwa awal abad dua puluh menyaksikan pertumbuhan, bukan hanya kelas menengah terdidik yang meningkat secara signifikan, tetapi juga meningkatnya kelas profesional, khususnya dalam ilmu pengetahuan dan sains sosial, dalam ranah bisnis dan pemerintahan sebagai konsekuensi dari teknologi baru yang produktif, dan bentuk-bentuk aturan birokrasi baru. Para insinyur, tetapi juga para ahli lainnya dalam manajeman ilmiah dan kemasyarakatan karena meningkatnya kesejahteraan Negara merupakan bagian dari kelas-kelas baru yang merana ini. Berbicara soal kelas menengah baru dalam cara ini bagaimana pun merupakan sesuatu yang menyesatkan. Kecenderungan di banyak catatan terbaru mengenai tema ini adalah supaya untuk mengonseptualisasikan persoalan-persoalan tersebut melalui konsep-konsep orang-orang yang dianggap menyimpang, khususnya konsep-konsep kelas menengah yang baru. Dalam beberapa kasus, perkembangan didalam konteks kelas menengah yang terdidik, atau proses profesionalisasi yang sering didiskusikan, dengan sendirinya tidak menjelaskan fakta bahwa beberapa dari mereka akan memainkan peranan para intelektual. Sampai pada jumlah besarnya, hal ini bisa dijelaskan dengan merujuk pada munculnya kelompok intelektual yang dilabeli tersebut didalam masyarakat modern. Tentu saja ada banyak diskusi mengenai peranan intelektual. Tetapi hampir tak terelakkan, karena mereka sendiri diproduksi oleh para intelektual, maka tidak banyak yang bisa melampaui penegasan-penegasan normatif terkait dengan peranan apa yang seharusnya dilakukan, dan komplain-komplain yang sedikit romantis tentang runtuhnya kehidupan intelektual.
           Sesorang tidak harus mengasumsi bahwa para intelektual dimanapun selalu berbicara dengan satu suara, tentu saja ini hampir menjadi sebuah keistimewaan yang menentukan dari para intelektual modern bahwa mereka sepenuhnya berbeda-beda. Ini merupakan sebuah konsekuensi dari fakta bahwasanya para intelketual muncul dengan kepribadian yang bertentangan. Kepribadian-kepribadian ini terbentuk oleh situasi pekerjaan yang berbeda dari para intelektual yang potensial. Pada intinya bahwa kehidupan intelektual di manapun saja tidak selalu sama. Sebaliknya keberadaan para intelektual menuntut aktivitas intelektual publik diberbagai kasus. Kondisi bagi para intelektual merupakan kecenderuangan untuk terlibat dalam perdebatan- perdebatan masalah publik.


Soon....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi dan Pengalaman Ustad Wijayanto

BIOGRAFI DAN PENGALAMAN DR. H. AHMAD WIJAYANTO, MA Siapa sih yang tidak kenal dengan Ustadz Wijayanto? Ustadz yang terkenal dengan ceramah dan humor cerdasnya ini, pasti sudah banyak dikenal oleh semua khalayak. Ustadz Wijayanto juga identik dengan ceramahnya yang dicampur dengan komedi yang kritis, sesuai dengan realita yang ada. DR. H. Ahmad Wijayanto lahir di Solo tanggal 27 Desember 1968. Tinggi 165 cm dan berat badan 72 kg. Dia tinggal di Pesantren Bina Anak Sholeh, Jalan Wirosaban Barat Nomor 5, Umbulharjo Yogyakarta. Dia menikah pada tahun 1997 istrinya bernama Ulaya Ahdiani, Lahir pada tanggal25 Februari 1973. Memiliki 3 anak, anak pertama bernama Dzikrina Iffa Yohanida, lahir pada tanggal 6 Oktober 2001, anak kedua bernama Muhammad Nufail Naisaburi, lahir pada tanggal 8 Desember 2001, dan anak ketiga bernama Muhammad Naja El-Ghifari, lahir pada tanggal 11 Juli 2006 . Dia  menjadi Dosen Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada Pengasuh Utama Pesantren Bina Anak Sho

Hadits Tentang Persaudaraan

1. Hadits persaudaraan dalam islam a.        Persaudaraan bagaikan satu badan عن النعمان بن بشير يقول قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ترى المؤمنين فى تراحمهم وتوادهم وتعاطفهم كمثل الجسد إذا اشتكى عضوا تداعى له سائر جسده با لسهر والحمى       An-Nu’man bin Basyir ra meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Engkau  akan melihat kaum mukminin dalam kasih saying, kecintaan, dan lemah lembut mereka bagaikan satu badan, jika satu anggotanya sakit, menjalarlah kepada anggota yang lain sehingga tidak dapat tidur dan badannya terasa panas” (Diriwayatkan al-Bukhari)       Tidak dapat disangkal bahwa ikatan yang mempersatukan manusia berbeda dalam bentuk dan rupa. Manusia dikelompokkan sesuai dengan suku, bangsa, negara, dan kebangsaannya. Ikatan kekeluargaan atau berasal dari nenek moyang yang sama dipandang sebagai salah satu ikatan yang membentuk basis masyarakat manusia paling awal. Islam menempatkan ikatan keimanan sebagai dasar yang paling utama untuk mengikat manusia bersama-s

Kasus Kematian Munir

Opini Latar Belakang Motif pembunuhan aktivis hak asasi manusia, Munir Said Thalid, pada 7 September 2004 masih misterius hingga kini. Ada dugaan Munir dibunuh karena memegang data penting seputar pelanggaran hak asasi manusia seperti pembantaian di Talang Sari, Lampung, pada 1989, penculikan aktivis 1998, referendum Timor Timur, hingga kampanye hitam pemilihan presiden 2004. Menurut mantan Deputi Bidang Perencanaan dan Pengendalian Operasi Badan Intelijen Negara Budi Santoso, pernah ada rapat internal lembaganya membahas Munir. Direktur Imparsial itu disebut akan menjual negara dengan data-datanya, yang ia bawa ke Belanda untuk studi hukum di Utrecht Universiteit. A.M Hendropriyono, Kepala BIN 2001-2004, sudah menyangkal lembaga yang dipimpinnya mengincar Munir. “Munir bukan orang yang membahayakan,” katanya. Hendro mengatakan tahun 2004 bahkan Munir sudah merapat ke kubu PDI Perjuangan yang dipimpin Megawati Soekarnoputri, presiden yang dekat dengannya. Suciwati, istr