“Tuhan, ajari aku mengenal cinta
sebagaimana orang-orang lain mengartikannya. Karena kata orang, dia adalah
sumber segala-galanya…”
Kau teramat indah bahkan lebih indah dari bintang yang bersinar
berhiaskan kesetiaan, bercahaya kelembutan. Disetiap detak jantungmu
bernafaskan kasih sayang yang membuatku tak berdaya.
Aku selalu menanti tulisanmu, karena darimana lagi aku bisa tahu
tentang apa yang sedang kamu rasakan, bila tidak dari sana.
Aku selalu menunggu tulisanmu, karena darimana lagi aku bisa tahu
tentang jalan pikiranmu, tentang masalah yang sedang kamu hadapi, atau tentang
perasaan yang sedang kamu rasakan.
Meski tulisanmu itu, tidak sepenuhnya mewakili perasaan, setidaknya
aku tahu perasaanmu masih hidup untuk aku cintai.
Aku selalu membaca tulisanmu, dari halaman satu hingga halaman yang
aku yakin akan terus bertambah, karena dari mana lagi aku bisa mengenalmu lebih
leluasa bila tidak dari sana.
Aku harus menunggu sepia tau malam hari untuk lebih leluasa
memandang layar dan membaca berulang-ilang setiap kata yang lahir dari pikiran
dan hatimu.
Jangan berhenti menulis, karena tulisanmu lah yang membuatku terus
bersemangat. Teruslah menulis karena suatu hari, salah satu tulisanmu akan ku
wujudkan, tentang resahmu atau apapun itu.
Komentar
Posting Komentar