Langsung ke konten utama

Menjadikan Media Sebagai Wadah Kajian Keilmuan Generasi Milenial


ANAK MUDA WAJIB CERDAS BERMEDIA
BINANALAR SOLUSINYA


Perkembangan media massa berkembang pesat, sekitar 20.000 media massa berkembang sebagai tangan informasi rakyat. Kita harus jeli karena gelombang hoax sejalan dengan harapan kebenaran yang kita harapkan selama ini. Marilah kita menjadi insan pembaca dan penulis yang arif. Binanalar merupakan media mahasiswa yang terintegrasi di berbagai wilayah, kami memiliki kontributor yang sangat luas. Binanalar merupakan media yang memiliki konten dan pendalaman di bidang keilmuan. Mari kita bergabung menjadi insan jurnalis yang kritis, progresif, dan dinamis.
-          Milki Amirus Soleh

            Sosok Inspiratif adalah sesuatu hal yang bisa memberikan pengaruh berupa semangat dan kekuatan untuk melakukan atau membuat sesuatu. Menurut saya, Milki Amirus Soleh adalah salah satu sosok inspiratif dari jutaan inspirator bagi kaum muda dan terpelajar. Dengan semangat dan kekuatan yang ia lakukan dalam membuat media sebagai wadah generasi milenial untuk tetap mengakses berita-berita ataupun berupa kajian-kajian keilmuan.
            Generasi Milenial adalah sebutan untuk generasi yang lahir tahun 1980-200-an. Generasi itu juga disebut Generasi Praktis, karena untuk mendapatkan informasi hanya dengan mengakses internet. Generasi Milenial sebetulnya biasa karena terpengaruh kategorisasi demografik masyarakat Barat. Pada saat ini media sosial (medsos) menjadi suatu media yang memiliki peran penting dalam kehidupan kita. Perkembangannya sangat pesat. Pada saat ini perkembangannya berdampak pada kian terbukanya akses medsos yang semakin luas. Keadaan ini memicu fenomena globalisasi, sebagai hasil dari perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi yaitu internet dan mobile phone. Dampak kian cepatnya arus informasi adalah batas-batas antarnegara dan dunia semakin kabur. Generasi muda dengan segudang potensi yang dimilik, sudah saatnya untuk menjadi pionir atau penggerak perkembangan medsos. Generasi muda zaman now yang merupakan penghuni dari internet atau hidup di zaman internet, sudah sepantasnya bukan hanya menjadi pengguna yang pasif. Mereka bukan sekadar melihat. Mereka harus menjadi pengguna yang berpartisipasi aktif sebagai pembuat konten blog, pemberi kritik dan saran pada forum online.
            Dengan begitu Milki tergerak untuk membuat wadah bagi generasi milenial dan untuk untuk mengakomodir mahasiswa-mahasiswa yang suka dengan kajian-kajian dan pendalaman dibidang keilmuan. Sebab, jika kebiasaan diskusi dan membaca sudah menurun, itu bukan karena harga buku yang semakin mahal tetapi harus didorong  dengan gaya kehidupan yang baru yaitu dengan teknologi. Hampir 5% dalam keseharian seseorang memegang gadget, artinya orang sudah biasa dengan teknologi, dengan adanya media online membantu teman-teman dalam memilih topik terbaru dari pada memilih kajian-kajian yang berserak dan masih harus mencari sendiri. Tentu kita sudah tau gaya generasi milenial ini yang dibutuhkan berita-berita ataupun kajian yang up to date, tentu yang kita sediakan adalah kedalaman, perspektif, dan ide. Dari tiga aspek ini (kedalaman, perspektif, dan ide) Binanalar mencoba menggiring secara positif dari isu itu yaitu membina nalar.

            Milki Amirus Soleh, kerap dipanggil Melki. Pria kelahiran Pamekasan 21 September 1993 merupakan sarjana lulusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Milki pria yang candu akan kajian literasi dibidang keilmuan, sehingga ia menghabiskan waktunya membaca buku untuk kebutuhan nalarnya ditengah kesibukannya kuliah. Semasa kuliah maupun setelah lulus jenjang S1 nya, Milki masih sangat berperan aktif dalam kegiatan kajian-kajian maupun literasi media. Menurutnya orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu, sedangkan orang-orang yang masih terus belajar akan menjadi pemilik masa depan.
            Pada april 2016, Milki dengan 4 orang rekannya berinisiatif mendirikan sebuah Media Online yang diberi nama Binanalar. Tujuan awal ia mendirikan Binanalar (Media Online) cukup sederhana untuk mengisi ruang publik dan wacana publik di kampus UIN Jakarta yang fokus kepada Mahasiswa dalam aspek kegiatan. Dan yang terpenting adanya Binanalar untuk mengakomodir mahasiswa-mahasiswa yang suka dengan kajian-kajian dan pendalaman dibidang keilmuan. Sebab, jika kebiasaan diskusi dan membaca sudah menurun, itu bukan karena harga buku yang semakin mahal tetapi harus didorong  dengan gaya kehidupan yang baru yaitu dengan teknologi. Hampir 5% dalam keseharian seseorang memegang gadget, artinya orang sudah biasa dengan teknologi, dengan adanya media online membantu teman-teman dalam memilih topik terbaru dari pada memilih kajian-kajian yang berserak dan masih harus mencari sendiri. Tentu kita sudah tau gaya generasi milenial ini yang dibutuhkan berita-berita ataupun kajian yang up to date, tentu yang kita sediakan adalah kedalaman, perspektif, dan ide. Dari tiga aspek ini (kedalaman, perspektif, dan ide) Binanalar mencoba menggiring secara positif dari isu itu yaitu membina nalar.
            Dalam proses pendirian Binanalar yang beranggotakan 5 orang tentu memiliki kendala. Disatu sisi temen-temen belum serius mengisi tulisan di Binnalar, saya selaku Redaktur dan juga Pemred yang sering mengisi tulisan itu dan hasil dari kolektif tulisan mahasiswa-mahasiswa. Tentu kita tahu media-media saat ini bisa aktif dan masih terus berjalan memerlukan inisiatif, kalau pendiri media hanya membuat wadah tapi tidak memiliki inisiatif untuk menulis hanya menunggu tulisan justru tidak membina nalar, sebagai pendiri media harus memiliki tulisan ataupun karya terlebih dahulu sebelum memuat tulisan-tulisan orang lain.
            Saat ini Binanalar beranggotakan menjadi 20 orang yang berasal dari tujuh kampus yang ada Jakarta dan Tangerang Selatan. Yang menjadi sasaran kami untuk menjadi anggota mereka yang semester tiga, agar bisa dilatih dan dididik sejak dini sesuai frame dan ideology media kita.
            Selama Binanalar mengudara menuai respon positif bagi peminatnya dan bisa dipastikan bahwa Binanalar mampu bersaing diwilayah UIN Jakarta. Binanalar beranggotakan menjadi 20 orang dan kolom di Binanalar bertambah menjadi 20 kolom (Berita, Kajian, Kegiatan/Event, Opini, Sastra, Viral, Tips and Trik, dan lain sebagainya. Setiap harinya pemberitaan di Binanalar yang dipublikasi minimal dua berita karena keterbatasan waktu dan sumber daya manusia baru sehingga harus menyesuaikan gaya tulisan, isi, dan konten.
            Resolusi kedepan Binanalar agar memiliki jaringan yang lebih luas lagi, branding harus tetap berjalan menggiring opini public untuk membaca di Binanalar. Dalam segi sosialisasi wab harus lebih digalakan kembali, yang perlu diperhatikan bagaimana cara anggota mempromosikan Binanalar ini. Karena media kita bersifat benefit jadi masih memperhatikan tulisan-tulisan layak atau tidak untuk di publikasi dan di konsumsi, dan kita harus memberikan kepercayaan dimuka publik apabila kepercayaan itu sudah terbangun baru kearah profit.
            Manusia tanpa cipta akan merosot sampai ke kakinya sendiri lalu melata sampai jadi hewan yang tak mengubah apapun. Hidup hanya sekali, jangan menua tanpa karya dan inspirasi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi dan Pengalaman Ustad Wijayanto

BIOGRAFI DAN PENGALAMAN DR. H. AHMAD WIJAYANTO, MA Siapa sih yang tidak kenal dengan Ustadz Wijayanto? Ustadz yang terkenal dengan ceramah dan humor cerdasnya ini, pasti sudah banyak dikenal oleh semua khalayak. Ustadz Wijayanto juga identik dengan ceramahnya yang dicampur dengan komedi yang kritis, sesuai dengan realita yang ada. DR. H. Ahmad Wijayanto lahir di Solo tanggal 27 Desember 1968. Tinggi 165 cm dan berat badan 72 kg. Dia tinggal di Pesantren Bina Anak Sholeh, Jalan Wirosaban Barat Nomor 5, Umbulharjo Yogyakarta. Dia menikah pada tahun 1997 istrinya bernama Ulaya Ahdiani, Lahir pada tanggal25 Februari 1973. Memiliki 3 anak, anak pertama bernama Dzikrina Iffa Yohanida, lahir pada tanggal 6 Oktober 2001, anak kedua bernama Muhammad Nufail Naisaburi, lahir pada tanggal 8 Desember 2001, dan anak ketiga bernama Muhammad Naja El-Ghifari, lahir pada tanggal 11 Juli 2006 . Dia  menjadi Dosen Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada Pengasuh Utama Pesantren Bina Anak Sho

Hadits Tentang Persaudaraan

1. Hadits persaudaraan dalam islam a.        Persaudaraan bagaikan satu badan عن النعمان بن بشير يقول قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ترى المؤمنين فى تراحمهم وتوادهم وتعاطفهم كمثل الجسد إذا اشتكى عضوا تداعى له سائر جسده با لسهر والحمى       An-Nu’man bin Basyir ra meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Engkau  akan melihat kaum mukminin dalam kasih saying, kecintaan, dan lemah lembut mereka bagaikan satu badan, jika satu anggotanya sakit, menjalarlah kepada anggota yang lain sehingga tidak dapat tidur dan badannya terasa panas” (Diriwayatkan al-Bukhari)       Tidak dapat disangkal bahwa ikatan yang mempersatukan manusia berbeda dalam bentuk dan rupa. Manusia dikelompokkan sesuai dengan suku, bangsa, negara, dan kebangsaannya. Ikatan kekeluargaan atau berasal dari nenek moyang yang sama dipandang sebagai salah satu ikatan yang membentuk basis masyarakat manusia paling awal. Islam menempatkan ikatan keimanan sebagai dasar yang paling utama untuk mengikat manusia bersama-s

Kasus Kematian Munir

Opini Latar Belakang Motif pembunuhan aktivis hak asasi manusia, Munir Said Thalid, pada 7 September 2004 masih misterius hingga kini. Ada dugaan Munir dibunuh karena memegang data penting seputar pelanggaran hak asasi manusia seperti pembantaian di Talang Sari, Lampung, pada 1989, penculikan aktivis 1998, referendum Timor Timur, hingga kampanye hitam pemilihan presiden 2004. Menurut mantan Deputi Bidang Perencanaan dan Pengendalian Operasi Badan Intelijen Negara Budi Santoso, pernah ada rapat internal lembaganya membahas Munir. Direktur Imparsial itu disebut akan menjual negara dengan data-datanya, yang ia bawa ke Belanda untuk studi hukum di Utrecht Universiteit. A.M Hendropriyono, Kepala BIN 2001-2004, sudah menyangkal lembaga yang dipimpinnya mengincar Munir. “Munir bukan orang yang membahayakan,” katanya. Hendro mengatakan tahun 2004 bahkan Munir sudah merapat ke kubu PDI Perjuangan yang dipimpin Megawati Soekarnoputri, presiden yang dekat dengannya. Suciwati, istr